Kamis, 25 Maret 2010

OBJEK-OBJEK WISATA ROHANI DI SUMUT

OBJEK WISATA ROHANI DI SUMATERA UTARA:

Nama Kelompok 7 :

1. Helena Pratiwi Ningtyas (708114148)
2. Christina Simbolon (708114083)
3. Henni Rahayu (081277110012)
4. Haryadi Pakpahan (081277110010)
5. Risanti Hutajulu (708114238)

Budaya Melayu dan Timur Tengah di Masjid Azizi


Masjid Azizi dapat ditempuh kurang dari empat jam dari Kota Medan. Masjid ini masuk

dalam wilayah Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatra Utara. Karena itulah, jika Anda mengunjungi Langkat, tak lengkap rasanya jika tak mampir ke masjid yang usianya sudah lebih satu abad ini.

Masjid Azizi berada persis di tepi jalan raya Lintas Sumatra yang menghubungkan Provinsi Sumatra Utara dengan Provinsi Nanggro Aceh Darussalam. Masjid Azizi berdiri di atas tanah seluas 18.000 meter persegi ini dibangun pada masa Kesultanan Langkat di bawah kepemimpinan Sultan Langkat yang ke-7, yaitu Sultan Abdul Aziz Djalil Rachmat Syah (1897-1927).

Sementara untuk kebutuhan bahan bangunan, pihak kesultanan sengaja mendatangkan langsung dari Penang Malaysia dan Singapura yang memiliki kualitas terbaik. Proses pembangunan masjid berlangsung selama 18 bulan dengan total biaya yang dikeluarkan saat itu sekitar 200.000 ringgit. Pada tanggal 12 Rabiulawal 1320 H/13 Juni 1902 M yang juga bertepatan dengan hari kelahiran (Maulid) Nabi Muhammad SAW, Masjid Azizi diresmikan oleh Sultan Abdul Aziz Djalil Rachmat Syah.

Sultan Abdul Aziz Djalil Rachmat Syah berupaya menanamkan konsep pembangunan dengan memadukan lima unsur kekuatan dalam masyarakat sebagai filosofi masyarakat Melayu, yaitu kekuatan pemimpin (umara), ulama, cerdik pandai (zuamah), orang kaya (aghniya), dan kekuatan do'a orang miskin (fukara). Lima unsur ini menjadi kakuatan utama yang menopang berdirinya masjid.

Masjid Azizi merupakan bangunan tua yang memiliki arsitektur perpaduan Timur Tengah. Pada bagian atap kubah masjid, misalnya, ditata mengikuti kombinasi langgam Timur Tengah dan India. Sentuhan desain kubah Tajmahal dan kubah Masjid Nabawi berpadu indah dalam desain kubah Masjid Azizi. Untuk memeriahkan dan meningkatkan kunjungan wisatawan ke Masjid Azizi, setiap tahun di masjid ini diadakan festival yang diberi nama Festival Azizi. Aneka perlombaan dipersembahkan dalam kegiatan festival ini, seperti lomba pembacaan barzanji, azan, dan lomba puisi dengan nuansa keagamaan.

Di samping bangunan masjid bersejarah ini, terdapat makam pembesar Kesultanan Langkat, seperti makam Tengku Sultan H Musa, Tengku Sultan Abdul Aziz dan Tengku Sultan Mahmud. Di makam yang sama, para wisatawan dapat menyaksikan tempat perisitirahatan (makam) pujangga besar Indonesia, yaitu Tengku Amir Hamzah. Selain itu, bagi Anda yang suka dengan sejarah, di seberang masjid ini terdapat Museum yang sayangnya kondisinya kurang begitu terawat.


Warna Tionghoa di Vihara Gunung Timur


Tempat satu ini juga layak untuk Anda kunjungi. Namanya Vihara Gunung Timur.
Vihara Gunung Timur adalah kelenteng Tionghoa (Taoisme) yang terbesar di Kota Medan, atau mungkin juga di Pulau Sumatera. Kelenteng ini dibangun pada tahun 1930-an. Letaknya tak jauh dari pusat Kota Medan. Tepatnya di Jalan Hang Tuah, atau sekitar 500 meter dari Kuil Sri Mariamman dan berada persis di tepi Sungai Babura..Vihara Gunung Timur merupakan vihara milik semua orang, tidak hanya umat Buddha. Menurut sejarah, awalnya vihara ini merupakan rumah petak dengan pelataran yang luasnya tidak lebih dari 50 meter persegi.

Sekarang tanah curam di tepi Sungai Babura sudah berubah menjadi area vihara dengan luas sekitar satu hektar. Suasananya di area vihara ini mirip dengan vihara-vihara yang ada di luar negeri.Selain sebagai tempat berdoa, Vihara Gunung Timur juga menjadi salah satu bangunan yang dilindungi di Medan dan menjadi salah satu kunjungan faforit para wisatawan baik dalam negeri maupun luar negeri. Salah satu daya tarik vihara itu adalah ornamen Tionghoa yang kental. Diantaranya adalah dengan keberadaan patung naga dan ikan berkepala naga serta dominasi warna merah menyala yang menambah daya tarik dari vihara ini


Menikmati Keindahan Kuil Shri Mariamman


Kuil Shri Mariamman merupakan kuil Hindu tertua di Kota Medan. Kuil yang berada di dekat sungai ini dibangun pada tahun 1881 oleh penduduk Tamil, India, sebagai bentuk penghormatan dan pemujaan kepada Dewi Kali. Letak persisnya adalah di kawasan Kampung Keling (Little India), Kecamatan Petisah, Kota Medan.

Masyarakat di sekitar kuil mulai menetap di daerah ini sekitar abad ke-19, yaitu ketika wilayah Kesultanan Deli memperoleh kemakmuran ekonomi. Pencapaian ekonomi tersebut, mengundang minat orang-orang Tamil untuk mendatangi wilayah kekuasaan sultan Deli. Sekarang, kawasan ini tidak hanya didiami oleh penduduk keturunan Tamil, tetapi juga penduduk keturunan Tionghoa, Aceh, Jawa, Batak, dan Melayu.

Arsitektur bangunan kuil ini sangat indah. Arsitekturnya dipengaruhi kebudayaan India, seperti terlihat pada hiasan gapura yang berwarna hijau yang ada di pintu gerbang kuil. Di samping itu, di atas pintu gerbang kuil, ada tulisan "Perhimpunan Shri Mariamman Medan, Shri Mariamman Kuil" dan dua buah gambar malaikat yang sedang membawa kalung bunga yang besar, sedangkan di atas kuil, ada sebuah patung gajah sebagai perlambang hewan suci dalam kepercayaan Hindu.

Tiang dan lantai kuil terbuat dari marmer dan dilapisi karpet hijau. Di langit-langit kuil tergantung hiasan beberapa lampu mewah. Di dalam kuil ini, terdapat tiga ruang utama tempat untuk berdoa. Di dalamnya, terdapat tiang kayu berwarna coklat yang berdiri tegak di atas semen persegi empat. Dan di sekeliling ruangan kuil terdapat gambar dan patung para Dewa, seperti Dewa Ganesha, Wisnu, Siwa, Dewi Kali (Durga), dan Dewi Aman. Selain dapat menikmati keindahan kuil dengan nuansa religius yang sangat kental, Anda juga dapat merasakan suasana yang harmonis masyarakat di sekitar bangunan kuil. Di tempat ini, pengunjung dapat menyaksikan beragam etnis dan suku bangsa hidup rukun dan saling menghormati.


Indahnya Keberagaman di Taman Wisata Iman Dairi



Mengunjungi Kabupaten Dairi kurang afdol jika tak mampir ke Taman Wisata Iman. Letaknya lumayan jauh dari Kota Medan. Taman Wisata Iman ini berada di Kabupaten Dairi. Dairi sendiri merupakan salah satu contoh kabupaten yang berhasil mengembangkan keberagaman keyakinan umat beragama menjadi potensi pariwisata yang menakjubkan. Lokasi pembangunan Taman Wisata Iman Dairi terletak di Perbukitan Sitinjo, Kecamatan Sitinjo. Satu lagi nilai plus objek wisata rohani ini adalah lokasinya yang ditutupi oleh hutan dan pepohonan pinus, sehingga semakin menambah ketenangan bagi para pengunjung yang datang.

Dengan memanfaatkan lahan seluas 13 hektar, Pemda setempat membangun beberapa tempat ibadah, seperti Gereja, Masjid, Vihara, Kuil, serta arena bermain dan fasilitas pendukung untuk berwisata.
Nuansa eksotik, dan penuh nuansa religius sepertinya menjadi ungkapan yang pantas untuk menggambarkan keindahan Taman Wisata Iman Dairi.

Miniatur bangunan ibadah umat beragama di Indonesia ini didesain sangat menarik. Memasuki area ini pengunjung langsung disambut oleh patung Sang Buddha dan sebuah candi yang dipergunakan untuk tempat beribadah umat Buddha. Vihara Saddhavadana menjadi nama candi yang dirancang mengikuti desain seperti bangunan Candi Borobudur.Sekitar 100 meter dari lokasi Vihara Saddhavadana dan patung Buddha, terdapat gereja Oikumene dan beberapa miniatur salib untuk tempat peribadatan umat Kristen Protestan. Gereja tersebut dibangun di atas perbukitan yang di depannya (lembah) terpampang pemandangan alam yang menawan.

Persis di samping Gereja, dibangun beberapa replika salib besar yang dipasang secara berjejer. Sebagian dari replika salib, beberapa di antaranya menceritakan proses perjalanan penyaliban (via dolorosa) terhadap Yesus guna membebaskan manusia dari dosa sebagaimana yang dikisahkan Kitab Suci (Injil).Setelah melewati bangunan berarsitektur menawan tersebut, pengunjung akan melewati Gua Bunda Maria yang disimbolkan sebagai wanita suci bagi Kristen Khatolik. Di dalam gua tersebut terdapat patung Bunda Maria yang berparas cantik dengan posisi berdiri menggunakan pakaian jubah berwarna putih dipadu dengan biru muda. Setelah melewati Gua Bunda Maria, para pengunjung akan disuguhkan sebuah bangunan rumah ibadah (Kuil) Hindu. Kuil yang dibangun mengikuti rancangan bangunan kuno ini menyerupai pura yang terdapat di Bali, terutama pada menaranya.Sementara pada bagian dalam taman, terdapat sebuah miniatur Ka'bah seperti yang terdapat di dalam Masjidil Haram, Makkah. Di sekeliling bangunan miniatur Ka'bah dihiasi dengan tanaman bunga yang beraneka warna. Pembangunan miniatur Ka'bah ini sebagai upaya menghadirkan simbol suci bagi umat Islam di dalam taman. Tidak jauh dari Miniatur Ka'bah, berdiri sebuah bangunan masjid yang diperuntukkan bagi umat Islam dalam menjalankan ibadah. Taman Wisata Iman Dairi ini, tidak hanya dipenuhi bangunan-bangunan peribadatan bagi umat beragama. Taman wisata iman ini juga dihiasi dengan beberapa keindahan panorama alam dan barisan hutan pinus yang begitu rindang. Sungai yang mengalir dari perbukitan, menambah daya tarik dari taman ini. Komposisi bangunan-bangunan peribadatan berpadu dengan keindahan alam yang memukau, menjadikan Taman Wisata Iman Dairi sebagai salah satu lokasi wisata favorit di Kabupaten Dairi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar